RINGKASAN
Biskuit Pakan Limbah Tanaman jagung Sebagai
Sumber Serat
Untuk Pakan ternak Ruminansia
Rendahnya produktivitas ternak di Indonesia mendorong beberapa teknologi untuk diterapkan
guna mengatasi permasalahan tersebut yaitu pembuatan biskuit pakan limbah
berbahan dasar limbah tanaman jagung yang merupakan salah satupakan yang
efektif untuk menunjang bobot ternak ruminansia.
Limbah tanaman jagung juga dapat
dimanfaatkan untuk pakan, tetapi hanya untuk ternak ruminansia karena tingginya
kandungan serat. Jerami jagung merupakan bahan pakan penting untuk sapi pada
saat rumput sulit diperoleh, terutama pada musim kemarau. Jerami jagung yang
diawetkan dengan pengeringan matahari menghasilkan hay dan disimpan oleh petani
untuk persediaan pakan sapi pada musim kemarau. Dengan berkembangnya usaha
penggemukan sapi impor atau berkembangnya industri sapi perah, seluruh tanaman
jagung dapat dimanfaatkan sebagai pakan. Jagung ditanam secara khusus untuk
menggantikan rumput. Tanaman jagung pada umur tertentu, terutama ketika bulir
mulai tumbuh, mempunyai nilai gizi yang tinggi untuk sapi.
Metode yang di gunakan yaitu penggilingan,
pencetakan, pemanasan dan pengepresan dengan menjadikan hasil berupa biscuit
merupakan motivasi pengawetan limbah tanaman jagung sebagai pengganti rumput
sebagai sumber utama oakan ruminansia sehinga di harapkan dapat di terima oleh
peternak untuk mengatasi masalah
kelangkaan hijauan pakan ternak pada musim kemarau.
1.1.
Identifikasi Masalah
Tiga puluh
tahun yang lalu, penggunaan jagung umumnya masih didominasi untuk pangan, baik sebagai
pengganti beras di daerah tertentu maupun sebagai pangan tambahan. Dengan
berkembangnya industri unggas pada awal tahun 1970an, maka jagung mulai
dimanfaatkan sebagai sumber energy untuk pakan unggas modern. Permintaan jagung
untuk pakan terus meningkat sejalan dengan
berkembangnya industri pakan unggas. Saat ini, sebagian besar produksi jagung
digunakan untuk pakan dan volume penggunaannya untuk pangan cenderung menurun.
Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman
pangan utama kedua setelah padi; yang sangat berguna bagi kehidupan manusia dan
ternak karena hamper keseluruhan bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan. Selain
sebagai komoditas pangan, jagung sangat dibutuhkan sebagai penyusun utama bahan
pakan ternak terutama unggas. Di Indonesia, jumlah kebutuhan jagung meningkat
dari tahun ke tahun dalam jumlah yang cukup tinggi karena adanya permintaan
dari industri pakan ternak Oleh sebab itu, Pemerintah berusaha keras untuk
meningkatkan produksinya melalui perluasan penanaman tanaman jagung antara lain
melalui program Gema Palagung dengan target dalam kurun waktu 2005 – 2015 akan
terjadi tambahan areal panen seluas 456.810 ha (Nurhayu, 2010)
Jagung merupakan sumber energi dan penyusun
utama dalam campuran pakan untuk ayam pedaging (50% dalam ransum), juga
digunakan sebagai sumber energi dalam pakan konsentrat untuk ternak non
ruminansia lainnya seperti babi dan di negara Amerika sebagai bahan pakan
ruminansia. Terdapat beberapa industri yang juga memanfaatkan jagung untuk menghasilkan beberapa produk olahan
dari jagung, seperti industri bioetanol yang akhir-akhir ini berkembang di
Amerika Serikat; berkembangnya industri semacam ini menghasilkan beberapa
limbah atau hasil samping yang dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak (Dendy et
al., 2011).
Saat ini pengolahan limbah jagung
ada beberapa macam yaitu silase, hay dan lain lain. Biscuit tanaman jagung ini
menggnakan proses penggilingan, pencetakan, pemanasan, dan pengeprsan merupakan
suatu inovasi yang bias di buat skala komersil dan massal. Pemanfatan limbah
jagung sebagai biscuit belum di ketahui oleh banyak orang, oleh karena itu di
perlukan inovasi ini untuk mengatasi sumber serat pada saat musim kemrau
dating.
1.2. Luaran yang Diharapkan
Luaran
yang diharapkan dari program kreatifitas ini adalah Terciptanya Biskuit pakan
ternak yang praktis dalam penggunaannya pada semua kondisi ternak dimanapun dan
kapanpun berada, terjangkau harganya dan praktis sehingga mempunyai potensi komersial,
dan dapat dipatenkan.
1.3. Manfaat
Manfaat
yang bisa diambil dari PKM-KC ini adalah Sebagai suatu bentuk kontribusi
mahasiswa dalam memajukan dunia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Serta
memberikan solusi permasalahan tentang pemberian pakan, kemudian pakan bias
diberikan jika musim kemarau datang.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.
1. Tanaman Jagung
Pemanfaatan hasil ikutan tanaman jagung berupa
batang dan daun yang masih muda, dikenal sebagai jerami jagung dimanfaatkan
sebagai hijauan pakan ternak sudah banyak dilakukan petani, namun belum
seluruhnya optimal pemanfaatannya. Selain diberikan pada ternak sebagai hijauan
segar, jerami jagung juga dapat diberikan sebagai hijauan pakan ternak yang
mengalami proses pengolahan teknologi pakan dalam bentuk hay dan silase. Seiring
berkembangnya daerah-daerah sentra tanaman jagung yang berguna untuk memenuhi
kebutuhan industri pakan ternak, tidak menutup kemungkinan juga dapat
dikembangkan menjadi kawasan daerah potensi petani penghasilan olahan hijauan
hasil ikutan tanaman jagung berupa silase dan hay akan memberikan nilai tambah
pada pendapatan keluarga petani ( dendy, 2011)
Ketersediaan pakan merupakan hal yang penting dalam
segi produksi. Biaya pakan yang dapat dikeluarkan untuk menunjang . Penggunaan
bahan baku lokal yang murah dan memiliki ketersediaan tinggi dengan kualitas
baik merupakan solusi alternatif yang dapat menekan biaya pakan akibat dari
penggunaan bahan impor. Bahan baku lokal sekaligus bahan utama dalam pakan ayam
yang paling banyak dihasilkan di Indonesia adalah tanaman jagung jagung (didiek
2004)
Jagung termasuk tanaman pangan atau pakan dengan
sumber karbohidrat yang baik untukunggas maupun ruminansia , serta bahan pakan
yang paling banyak digunakan dalam penyusunan pakan, namun jenis jagung yang
sering digunakan dalam penyusunan pakan (osfar dan hana 2007).
Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman
pangan utama kedua setelah padi; yang sangat berguna bagi kehidupan manusia dan
ternak karena hamper keseluruhan bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan. Selain sebagai
komoditas pangan, jagung sangat dibutuhkan sebagai penyusun utama bahan pakan
ternak terutama unggas. Di Indonesia, jumlah kebutuhan jagung meningkat dari
tahun ke tahun dalam jumlah yang cukup tinggi karena adanya permintaan dari
industri pakan ternak Oleh sebab itu,
Oleh sebab itu, Pemerintah berusaha keras
untuk meningkatkan produksinya melalui perluasan penanaman tanaman jagung
antara lain melalui program Gema Palagung dengan target dalam kurun waktu 2005
– 2015 akan terjadi tambahan areal panen seluas 456.810 ha.
2.
2.
Pengolahan Tanaman Jagung
Penyediaan pakan
kaya serat bagi ternak Ruminansia seperti sapi, domba, dan kambing menjadi
tantangan ketika jumlah hijauan berkurang, atau tidak tersedia dipasar. Hal ini
coba disiasati dengan menggunakan limbah tanaman jagung yang merupakan salah
satu sumber pakan ternak ruminansia alternatif berkualitas yang memiliki
potensi besar untuk dikembangkan dengan biaya yang rendah (asfarinah et all
2010)
Pakan bentuk biskuit merupakan modifikasi pakan bentuk wafer
yang telah ada sebelumnya. Biskuit merupakan produk kering yang mempunyai daya
awet yang relatif tinggi sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lama dan
mudah dibawa. Biskuit pakan dibuat menggunakan bantuan panas dan tekanan.
Prinsip kerja mesin biskuit ini hampir sama dengan mesin wafer namun ukuran
cetakan lebih kecil yaitu berbentuk bulat berdiameter 7 cm dan tebal 5 cm serta
waktu pengoperasian lebih singkat. Salah satu teknologi yang dapat diterapkan
dalam rangka meningkatkan manfaat limbah tanaman jagung adalah dengan
memanfatkannya sebagai sumber pakan komersil dalam bentuk biskuit pakan yang
mengandung nutrisi yang lebih lengkap dan dengan bentuknya yang kompak
diharapkan dapat langsung diberikan kepada ternak ruminansia. Limbah jagung
yang dapat dibuat biskuit adalah seluruh tanaman termasuk buah mudanya atau
buah yang hampir matang atau limbah yang berupa tanaman jagung setelah buah dipanen
dan kulit jagung. ( Uum umiyasah, 2008 )
2.
3. Permasalaham Jagung Untuk Pakan
Permasalahan penggunaan jagung untuk pakan masih dijumpai di
lapangan, baik di Indonesia maupun di negara lain. Ditinjau dari kualitas
jagung untuk pakan maka beberapa permasalahan (Retnani, 2011)
yang
dijumpai adalah sebagai berikut:
Kadar Air
Jagung
umumnya dipanen pada saat kandungan airnya tinggi, sampai 30%. Jika jagung yang
sudah dipanen langsung dikeringkan, baik dengan sinar matahari maupun oven,
maka kadar air dapat langsung berkurang. Pengeringan jagung hingga berkadar air
14% penting artinya agar jagung dapat disimpan tanpa mengalami kerusakan. Dalam
kondisi cuaca tidak menguntungkan, petani menjual jagung dalam kondisi basah
(kadar air 16- 20%) ke pabrik pakan. Pabrik pakan akan mengeringkan lebih
lanjut dengan mesin pengering. Apabila tidak mempunyai mesin pengering, pabrik
tidak akan membeli jagung basah. Kadar air yang tinggi juga menurunkan nilai
gizi jagung, karena setiap 1% kenaikan kadar air dapat mengencerkan (dilute)
kandungan gizi sekitar 1%. (musrifah nusi 2011)
Mikotoksin
Jagung mudah ditumbuhi cendawan bila kadar airnya lebih dari
14% atau aw = 0,62. Cendawan akan lebih
mudah tumbuh kalau jagung basah disimpan di ruangan yang panas dan lembab.
Apabila cendawan yang tumbuh menghasilkan racun maka racun tersebut berpengaruh
buruk terhadap ternak. Beberapa jenis racun cendawan atau mikotoksin
ditemukanpada jagung, termasuk aflatoksin, T-2 toksin, zealarenon, dan DON.
Racun aflatoksin hampir selalu dijumpai pada jagung di Indonesia (anonymous,
2011)
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Penyusunan
program ini didasarkan pada masalah yang bersifat aplikatif, yaitu perencanaan
dan perealisasian sistem agar dapat menampilkan unjuk kerja sesuai dengan yang
direncanakan dengan mengacu pada rumusan masalah. Langkah-langkah yang perlu
dilakukan untuk merealisasikan sistem yang akan dibuat adalah sebagai berikut :
3.1. Studi
Literatur
Studi literatur berisi serangkaian
kegiatan pencarian dan pengkajian sumber-sumber yang relevan dan terpercaya
terkait dengan pembuatan pakan alternatif. Literatur yang kami pakai dititik
beratkan pada buku-buku dan jurnal ilmiah tentang pengolahan pakan ternak.
Setelah mendapatkan literatur yang sesuai kami berupaya melakukan pengolahan
untuk membuat biscuit pakan limbah yg terbuat dari limbah jagung dengan proses
yang lebih sederhana, efisien, dan praktis..
3.2. Pencarian Komponen
Pencarian
komponen alat-alat yang digunakan untuk membuat Biskuit limbah tanaman jagung
ini diperoleh dari beberapa toko elektronik dan toko laboratorium yang berada
di Malang dan juga meminjam dari laboratorium yang ada di fakultas.
3.3.
Pembuatan biscuit tanaman jagung
Pakan bentuk biskuit merupakan modifikasi pakan bentuk wafer
yang telah ada sebelumnya. Biskuit merupakan produk kering yang mempunyai daya
awet yang relatif tinggi sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lama dan
mudah dibawa dalam perjalanan karena volume dan beratnya proses pengeringan.
Biskuit pakan dibuat menggunakan bantuan panas dan tekanan. Prinsip kerja mesin
biskuit ini hampir sama dengan mesin wafer namun ukuran cetakan lebih kecil
yaitu berbentuk bulat berdiameter 7 cm dan tebal 5 cm serta waktu pengoperasian
lebih singkat. Salah satu teknologi yang dapat diterapkan dalam rangka
meningkatkan manfaat limbah tanaman jagung adalah dengan memanfatkannya sebagai
sumber pakan komersil dalam bentuk biskuit pakan yang mengandung nutrisi yang
lebih lengkap dan dengan bentuknya yang kompak diharapkan dapat langsung
diberikan kepada ternak ruminansia. Limbah jagung yang dapat dibuat biskuit
adalah seluruh tanaman termasuk buah mudanya atau buah yang hampir matang atau
limbah yang berupa tanaman jagung setelah buah dipanen dan kulit jagung.
Anonymous, 2011.
Cara Membuat Pakan Biskuit Ternak Dari
Sisa-Sisa Limbah hijauan. http://forsum.wordpress.com/2012/12/27/cara-membuat-biskuit- pakan-ternak/ (online) di akses 1
April 2014
Asfarinah
et all, 2010. Produksi Pakan Ternak Dari
Onggok Sebagai Income Alternatif
Usaha Tepung Tapioka Yang Peduli Peternak Ayam. Universitas Negeri Malang.
Damayanti,
Rina, 2011. Pengaruh Penggunaan Limbah
Biskuit Sebagai Pengganti Jagung
Terhadap Penampilan Produksi Ayam Pedaging. http://elibrary.ub.ac.id/handle/123456789/30263 (online) di
akses tanggal 1 april 2014
Dendy
et all. 2011. Penanggulangan Pencemaran
Lingkungan: Silase Dari Limbah
Organik Pasar Sebagai Pakan Alternatif Ruminansia. Institut Pertanian Bogor.
Didiek,
2004. Pemanfaatan Sumberdaya Pakan Lokal
Untuk Pengembangan Usaha Sapi
Potong. Jawa Timur
Nusi,
musrifah et all. 2011. Pengaruh
Penggunaan Tongkol Jagung Dalam Complete
Feed Dan Suplementasi UndeGraded Protein Terhadap Pertambahan Bobot Badan Dan Kualitas Daging Pada Sapi
Peranakan Ongole.
Yogyakarta
Nurhayu,
2010. Kajian Pemanfaatan Pakan Lokal Dan
Urea Molases Blok Untuk Penggemukan Sapi
Potong Di Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan.
Retnani
et all. 2011. Produksi Biskuit Tanaman
Limbah Jagung Sebagai Pakan Komersil
Ternak Ruminansia. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/61054 (online), di akses tanggal 1 April 2014
Sjofjan,
osfar et all. 2007. Evaluasi Nutrisi
Beberapa varietas Jagung Terhadap Kecernaan
Protein, Retensi Nitrogen Dan Energi Metabolisme Pada Ayam Pedaging. Fakultas Peternakan Brawijaya, Malang
Umiyasah,
Uum. 2008. Pengolahan Dan Nilai Nutrisi
Limbah Tanaman Jagung Sebagai Pakan
Ternak Ruminasia. Balai Penelitian Ternak, Pasuruan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar