Detik ke menit,
menit jadi jam, jam jadi hari, hari ke pekan, pekan ke bulan, bulan ke tahun,
tahun ke tahun dan terus menerus hingga menjadi tumpukan episode kehidupan. Dari
detik menuju menit dan tanda koma ditengahnya, hal kecil yang sangat terlihat
begitu nyata tapi sering di tidak nyatakan. Lagi-lagi penulis ingin
mengutarakan isi hati terhada apa yang sulit disosialisasikan,terhadap semua
yang tak terkata hingga akhirnya harus diampaikan lewat lain posisi.
Pada perjalanannya, kita hidup dengan cinta
dan penuh cinta. Seperti halnya makan untuk hidup bukan hidup untuk makan. Jika
kita hidup hanya sekedar hidup, babi di hutan pun hidup jika cinta sekedar
cinta kambing juga menyusui anaknya. Rasa ini sungguh seperti itu, cinta ini
juga , seperti bayi yang lahir ,seperti syahadat yang dibacakan ditelinganya, sungguh
tidak asing karena Sang Pencipta cinta meniupkan cinta disetiap
jiwa. Ku tulis ini ingin cinta yang sedang kujalani tidak dingin dan tidak
panas, hangat. Selamanya hangat dengan saling mengerti dua hati dari dua anak
adam. Ya Allah berilah kekuatan untuk membuktikan cinta yang terbatas oleh
jarak dan waktu, oleh cobaan yang datang dari segala arah. Demi nama-Mu ya
Rabb, catatlah namaku untuknya. Aku mencintainya karena-Mu. Bismillah.
Untukmu Fitri
Fauziah Rahmah, Ingin ku tatap dahi mu yang membelah ditengah kedua mata
indahmu, banyak kata yang ingin kusampaikan.
“Aku sungguh menjadi orang yang paling beruntung dan bahagia bisa mencintai dirimu..”
“Pantaskah diriku seperti ini mencintaimu?”
“Bila engkau jadi isteriku, pastilah lebih mendorong tekadku untuk mewujudkan hidup yang sejahtera dan bahagia…..”
Sungguh diriku bersungguh-sungguh
mencintai dirimu, mencintai kekuranganmu membahagiakan masa depanmu. Hari ini
diriku yang jauh seribu kilometer, yang masi bisu dengan bukti, yang masih
tidak peka dengan rasa, yang tidak suka kehilangan harapan, harapan itu dirimu.
Dirimu yang benar-benar ku cintai karena Allah, dirimu yang namanya tercatat di
lawhul mahfudhz untuk laki-laki yang baik,indah tata bicaranya. Semoga laki-laki
itu diriku. Selalu kuselipkan diantara doa-doaku untukmu. Walaupun hari-hari panjang
ini kita tak jumpa muka, Namamu tetap dihati
dan ku nanti. Miss you :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar